Sabtu, 23 Juli 2011

mujizat

Dalam novel fiksi karya Dan Brown, The Da Vinci Code yang “mengusik nalar, mengguncang iman” yang sebagian besar mengisahkan ketegangan sehari penuh di museum Louvre itu, di salah satu babnya menyebutkan tentang Pembagian Agung dan Deret Fibonacci. Sebuah rahasia alam yang menakjubkan, yang walaupun hampir setiap hari bisa kita saksikan, namun selalu luput dari perhatian kita.



Pembagian Agung

Pembagian Agung atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Divine Proportion (Lat: Sectio Divina), Golden Section, Golden Mean, adalah sebuah proporsi atau perbandingan yang ditentukan oleh angka Phi (= 1,618033988749895………dst). Phi bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Pembagian Agung

Di mana panjang keseluruhan (a+b) dibagi dengan bagian yang lebih panjang (a) mempunyai nilai yang sama dengan bagian yang panjang (a) dibagi dengan bagian yang pendek (b) atau singkatnya:

Hasil pembagian itu selalu sama, yaitu: 1,618 (setelah pembulatan)

Ternyata Pembagian Agung ini dapat kita temukan di mana-mana. Misalnya, kalau kita perhatikan tubuh kita, bila tinggi tubuh kita dibagi dengan jarak antara pusar sampai ke telapak kaki, akan kita dapatkan nilai Phi atau angka 1,618, panjang tangan kita mulai dari siku sampai ke ujung jari dibagi dengan jarak dari pergelangan tangan sampai ke ujung jari adalah 1.618, sungguh mengherankan! Demikian juga jarak dari pangkal paha sampai ke telapak kaki dibagi dengan jarak antara lutut sampai ke telapak kaki, juga 1,618, demikan pula dengan jarak antara ruas jari-jari kita, setiap ruas yang panjang dibagi ruas yang pendek hasilnya selalu Phi. Pengulangan Phi seperti yang kita temukan pada ruas-ruas jari disebut dengan Deret Fibonacci.



Apa itu Deret Fibonacci?

Gambar 2: Leonardo Fibonacci

Pada abad ke 12, Leonardo Fibonacci seorang pakar matematika yang berasal dari Italia, sebagai hasil perenungannya selama bertahun-tahun telah menemukan sebuah deret angka yang nampaknya sederhana, namun mendasari kaitan matematis di balik Phi.

Dimulai dengan angka 0 dan 1, setiap angka baru dalam deret ini merupakan hasil penjumlahan dari dua angka di depannya. Jadi Deret Fibonacci dapat dituliskan sebagai berikut:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, . . .

Ternyata pembagian antara sebuah angka dengan angka lebih kecil di sebelahnya selalu mendekati nilai Phi. Misalnya, 5 dibagi dengan 3, 8:5, 13:8 dan seterusnya.



Tangan Anda menunjukan Pembagian Agung dan Deret Fibonacci

Ada banyak sekali contoh tentang Pembagian Agung yang dapat ditemukan dalam disain alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, namun marilah kita mengamati salah satu yang paling menarik: Diri Kita! Untuk menemukan adanya Pembagian Agung dan Deret Fibonacci ini.

Gambar 3 : Sekelompok Phi dalam Deret Fibonacci

Pada gambar 3, nampak setiap garis 1,618 kali lebih panjang dari garis di atasnya, sebaliknya sebuah garis kecil dalam jarak 0,6180 bagian atau (61.8 %), setiap bagian garis yang terpanjang sama panjangnya dengan sebuah garis di atasnya.

Mari sekarang kita perhatikan tangan kita, amati proporsinya. Setiap ruas jari telunjuk, mulai dari ujung jari sampai ke pergelangan tangan, lebih besar dari ruas sebelumnya, perbandingannya kira-kira 1,618 kalinya, juga cocok dengan Angka Fibonacci: 2, 3, 5, dan 8 (Gambar 4).

Gambar 4: Pengulangan Perbandingan Agung pada setiap ruas jari tangan



Perbandingan lengan Anda adalah Phi

Tangan Anda juga mengamdung Pembagian Agung. Seperti telah disebut di depan, seluruh panjang lengan Anda dari siku sampai ke ujung jari dibagi dengan jarak dari siku sampai pergelangan adalah 1,618 juga! Sekali lagi itu Pembagian Agung.

Gambar 5: Salah satu contoh Perbandingan Agung



Pembagian Agung pada tubuh Anda

Sekarang mari kita amati Gambar 6 berikut. Garis putih adalah ukuran tinggi tubuh.

Garis (a) merupakan tinggi tubuh.

Garis (b) adalah Pembagian Agung dari garis (a), menunjukkan jarak dari puncak kepala sampai ke ujung jari tangan.

Garis (c) adalah pembagian Agung dari garis (b), menunjukkan jarak dari puncak kepala pe pusar atau siku.

Garis (d) adalah pembagian Agung dari garis (c), menunjukkan jarak dari puncak kepala sampai ke dada dan jarak antara siku sampai ke tulang kering.

Garis (e) merupakan Pembagian Agung dari garis (d), merupakan jarak dari puncak kepala sampai dagu, juga merupakan lebar perut.



Gambar 6: Pembagian Agung pada tubuh Manusia



Manusia Vitruvian

Nampak jelas bahwa Pembagian Agung berlaku pada tubuh manusia, itulah sebabnya Leonardo da Vinci membuat gambar manusia dengan perbandingan ukuran yang sempurna, berpedoman pada Pembagian Agung dan Deret Fibonacci ini. Gambar atau lebih tepat sketsa itu terkenal dengan sebutan the Vitruvian Man, Manusia Vitruvian. Gambar ini dibuat pada tahun 1490, oleh sementara orang gambar ini disebut dengan Canon of Proportion, patokan proporsi. Sekarang gambar itu dipajang di Gallerie dell’ Accademia di Venesia, Italia. Menurut catatan yang ditulis secara terbalik (seperti pantulan cermin) pada gambar itu, ternyata gambar itu dibuat sebagai studi tentang proporsi tubuh manusia (pria) seperti yang digambarkan dalam sebuah risalah yang dibuat oleh seorang arsitek Romawi kuno bernama Vitruvius. Oleh sebab itu gambar tersebut dinamakan Vitruvian Man. Leonardo menyatakan bahwa bila seseorang berbaring telentang dengan tangan dan kaki direntangkan, dengan pusar sebagai pusatnya, dapat dibuat lingkaran yang menyentuh ujung-ujung jari tangan dan jari kakinya. Kemudian dapat dibuat bujur sangkar dengan membuat garis horisontal di puncak kepala dan kaki, dan garis vertikal dari ujung jari tangan yang terentang lebar-lebar.

Gambar 7: The Vitruvian Man



Perbandingan Agung pada binatang dan tumbuh-tumbuhan

Perbandingan Agung ini tidak hanya berlaku bagi manusia saja, tetapi juga pada binatang dan tumbuh-tumbuhkan, sebut saja rumah siput atau cangkang kerang, pertumbuhannya juga berdasarkan Pembagian Agung dan Deret Fibonacci. Kalau kita perhatikan corak sayap kupu-kupu, mereka juga mengikuti Pembagian Agung. Perbandingan anggota tubuh serangga, burung pinguin, ikan lumba-lumba dan sebagainya ternyata juga tidak terlepas dari Pembagian Agung ini.

Gambar 8: Perhatikanlah, pertumbuhan cangkang kerang ini juga mengikuti Pembagian Agung (kiri), dan juga Deret Fibonacci (kanan)

Demikian juga pada tumbuhan, pertumbuhan cabang-cabangnya, panjangnya mengikuti Pembagian Agung sedangkan jumlah cabangnya mengikuti Deret Fibonacci.

Gambar 9: Pertumbuhan cabangnya mengikuti deret Vibonacci, sedangkan panjang batangnya mengikuti Pembagian Agung

Gambar 10: Perhatikan derajad perputaran kelopak bunga mawar ini, nampak jelas dia mengikti Deret Vibonacci



Rekaman ECG

Sekarang mari kita perhatikan gambar rekaman ECG (Electrocardiogram) berikut ini, denyut jantung normal seseorang mempunyai irama Phi, dengan titik T sebuah ECG jatuh pada titik Phi sebuah siklus ritmik jantung.

Gambar 11: Phi ada pada hasil rekaman ECG



Pembagian Agung juga ditemukan pada wajah manusia

Sebuah ilustrasi dalam buku Divina Proportione karya Luca Pacioli (1509) menggambarkan komposisi Pembagian Agung yang diterapkan pada wajah manusia.

Gambar 12: Kepala manusia juga berlandaskan pada Perbandingan Agung



Pembagian Agung juga digunakan dalam arsitektur

Orang Yunani kuno membangun gedung mereka yang megah dan dengan pilar-pilar yang berukir indah seperti misalnya pada kuil Parthenon dengan sangat memperhatikan komposisi Pembagian Agung ini, hal yang sama dilakukan pula oleh seniman-seniman pada zaman pertengahan, mereka menggunakan Pembagian Agung untuk menciptakan keseimbangan pada rancangan karya seni dan arsitektur mereka. Pembagian Agung ternyata juga digunakan dalam arsitektur, seperti misalnya pada bagian luar Katedral Notredame ini (gambar 13).



Gambar 13: Katedral Notredamme dibangun dengan menggunakan Perbandingan Agung



Ditemukan juga Pembagian Agung pada segi lima sama sisi

Konstruksi sebuah pentagram atau bintang segi lima juga berdasarkan pada pembagian Agung. Bintang segi lima nampak sebagai bentuk geometris yang terdiri dari lima garis lurus yang membentuk bintang segi lima. Perpotongan garis-garis itu membagi setiap garis menjadi tiga bagian. Bagian yang lebih pendek (yang membentuk segilima di tengah bintang) dibandingkan dengan bagian yang panjang (yang membentuk sudut pada bintang). menghasilkan perbandingan 1 : 1,618!

Gambar 14: Ternyata pada bintang bersudut 5, panjang a : b = 1,618



Perbandingan Agung pada piramid

Ternyata orang zaman dahulu lebih jeli dari pada kita yang menganggap diri modern, sebut saja orang Mesir kuno. Nampaknya para peneliti belum sepakat mengenai standar ukuran model piramid miniatur yang digunakan sebagai perangkat penelitian, ada yang menggunakan pi atau 22 : 7 (3,1416), seperti pada pengukuran luas atau panjang keliling lingkaran, ada yang menggunakan epsilon dan terakhir, standar yang semakin hari semakin banyak dipakai, Phi.

Gambar 15: Standar ukuran piramid ternyata adalah Phi

Menurut penelitian, dalam merancang piramid, orang Mesir purba juga berpedoman pada Pembagian Agung ini, kalau kita ukur dimensi sebuah piramid, ternyata ukuran setiap sisinya (yang berbentuk segi tiga sama kaki), bila ukuran tingginya dibagi dengan setengah ukuran dasarnya juga menghasilkan angka 1,618.

Gambar 16: Sisi segi tiga pada piramid; 8.595 : 5.250 = 1,618

Mereka juga mengetahui bahwa energi terkuat pada sebuah piramid berada pada bidang yang berjarak tertentu dari puncak piramid, bila tinggi piramid dibagi dengan jarak itu, akan diperoleh angka 1,618! Menakjubkan bukan?

Gambar 17: Energi lebih banyak terkumpul di bidang yang letaknya di titik Phi

Dalam buku-buku modern hanya dikatakan bahwa daerah paling kuat energinya pada sebuah piramid berada pada bidang yang jaraknya kira-kira, lebih-kurang atau mendekati sepertiga tinggi piramid dari dasar piramid, tanpa dapat menyebutkan bilangannya yang pasti. Yang tepat, bila tinggi piramid (dari puncak tegak lurus sampai ke dasar) dibagi dengan jarak antara puncak piramid dan bidang energi, hasilnya adalah 1,618, ini sebuah Pembagian Agung bukan?

Selain ini semua, ternyata banyak hal lain seperti matematika, musik, tatasurya dan sebagainya juga berlandaskan pada Pembagian Agung ini.

Sabtu, 12 Februari 2011

Berdasarkan hasil wawancara penulis diperoleh data sebagai berikut cara mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan belajar aktif di Pondok Pesantren Nurul Kholik Baturaja Bungin OKU Timur
1. Dalam belajar aktif semua siswa dikondisikan untuk terlibat langsung secara aktif dalam semua kegiatan pembelajaran.
Dengan kondisi ini, siswa dituntut kemandiriannya untuk mengalami sendiri objek dan peristiwa yang dipelajari sambil berinteraksi, berkomunikasi, dan melakukan refleksi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tanggung jawab belajar ada pada pundak siswa dan peran guru hanya sebatas pemerkasa kondisi belajar.
Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/pikiran kritis dan kreatif. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah agar menjadi tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi anugerah Tuhan itu. Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian guru terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang menantang dan dorongan agar siswa melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi siswa.
2. Mengenal siswa secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda . Dalam belajar aktif perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah dengan cara ”tutor”. Dengan mengenal kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan kita dapat membantunya sehingga belajar siswa tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok . Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan siswa pada masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis.
4. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan sumber yang sarat dengan bahan belajar siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam belajar . Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar.
Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik (feedback) dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa . Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

Minggu, 06 Februari 2011

Kesimpulan

BAB V


KESIMPULAN



A. Kesimpulan
Dari pemaparan, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bagaimana pelaksanaan belajar aktif pada pelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Kholik Baturaja Bungin Oku Selatan adalah 1). Pembelajaran diskusi kelompok, 2). Penyusunan Lembar Kerja Siswa, dan 3). Penyediaan Media Pengajaran.
2. Permasalahan yang dihadapi Siswa Dalam Pelaksanaan Belajar Aktif pada Pelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Kholik Baturaja Bungin Oku Timur adalah 1). Terbatasnya waktu jam pertemuan, 2). Tidak Ada Perbedaan Antara Aktif Fisik dengan Aktif Mental, dan 3). Beberapa murid yang tidak menyenangi pelajaran bahasa Arab.
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan belajar aktif di Pondok Pesantren Nurul Kholik Baturaja Bungin OKU Timur adalah 1). Dalam belajar aktif semua siswa dikondisikan untuk terlibat langsung secara aktif dalam semua kegiatan pembelajaran, 2). Mengenal siswa secara perorangan, 3). Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar, dan 4). Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diajukan beberapa saran untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait:
1. Kepala sekolah perlu memberikan motivasi dan dukungan kepada guru mata pelajaran bahasa Arab untuk memiliki wawasan yang luas.
2. Semua guru mata pelajaran bahasa Arab perlu memiliki pemahaman, kemampuan dan pengetahuan yang luas dengan memiliki pemahaman, kemampuan dan pengetahuan itu guru dapat meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas.
3. Kepada Perguruan Tinggi sebagai produsen guru agama dalam hal ini Fakultas Tarbiyah IAIN, hendaknya meningkatkan pola pendidikan bagi calon guru agama itu dalam segala hal, baik penguasaan pengetahuan, penguasaan metodologi maupun penguasaan keterampilan.
Secara akademik kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi bahan untuk pengembangan keilmuan.

Kamis, 13 Januari 2011

Betapa banyak kaum muslimin yang lebih ridha menyisihkan waktunya, menghabiskan uangnya untuk kursus, membeli buku nya, mengikuti tes-tes nya untuk bahasa inggris tetapi di saat yang sama tak ada waktu, tak punya uang, tak ada buku, tak ada tempat belajar yang dekat, sudah terlalu tua, untuk bahasa arab. Layakkah kita memperlakukan dunia kita begitu istimewa dan melupakan bagian akhirat kita?

Allah Subhanhu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” [Yusuf: 2]

Dia juga berfirman, “Sesungguhnya Kami menjadikan al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” [Zukhruf: 3]

Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, maka untuk memahaminya tentu diperlukan kemampuan bahasa Arab. Dalam hal ini, mempelajari bahasa Arab adalah sesuatu yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi karena tidak mungkin kita bisa memahami al-Qur’an dengan baik tanpa pemahaman bahasa Arab yang baik pula. Itu sebabnya Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata, “Pelajarilah bahasa arab, sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.” (Iqitdha)

‘Umar radhiallahu ‘anhu juga mengingatkan para sahabatnya yang bergaul bersama orang asing untuk tidak melalaikan bahasa arab. Ia menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari, “Adapun setelah itu, pelajarilah Sunnah dan pelajarilah bahasa arab, i’rablah al-Qur’an karena dia (al-Qur’an) dari Arab.” (Iqtidho, Ibnu Taimiyah, dikutip dari majalah Al-Furqon)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Bahasa arab itu termasuk bagian dari agama, sedangkan mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Quran dan As-Sunnah itu wajib. Tidaklah seseorang bisa memahami keduanya kecuali dengan bahasa arab. Dan tidaklah kewajiban itu sempurna kecuali dengannya (mempalajari bahasa arab), maka ia (mempelajari bahasa arab) menjadi wajib. Mempelajari bahasa arab, diantaranya ada yang fardhu ‘ain, dan adakalanya fardhu kifayah.” (Iqtidho, Ibnu Taimiyah 1/527 dikutip dari majalah Al-Furqon)

Imam Syafi’i rohimahulloh berkata, “Manusia tidaklah menjadi bodoh dan berselisih kecuali ketika meninggalkan bahasa Arab dan cenderung kepada bahasa Aristoteles (bahasa orang barat).” [Siyaru A’lamin Nubala, 10/74]

Ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah bersabda:

“Cintailah bahasa Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi)

Kalau hadits ini bisa dijadikan sandaran, maka benar adanya bahwa bahasa yang akan digunakan di sorga nanti adalah Bahasa Arab. Namun banyak para Ahli Hadits yang menilai hadits ini dha’if bahkan sampai ke tingkat hadits Maudhu’ (palsu) karena ada perawi hadits ini yang dianggap lemah dan bahkan pembohong. Imam Dzahabi menyebutkan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi menyebutkan hadits ini dalam kita al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)

Namun demikian Bahasa Arab adalah Bahasa termulia karena dia adalah Bahasa Al-Qur’anul Karim, Bahasa yang digunakan untuk kitab termulia. Sebagai penutup, perhatikanlah perkataan Allah berikut:

“Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur’an dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.” [Ad-Dukhon: 58

Sabtu, 08 Januari 2011

الفكرة الكلية و التقليبات
التقليبات لغة التحويلات ويقصد بها المعنى العام الذي تدور حوله المفردات التى تتألف من حروف واحدة بغض النظر عن ترتيبها, والخليل ابن أحمد أول من نبه الأذهان الى هذه الظاهرة اللغوية فى كتابه "العين" وربما استشعر الفكرة الكلية للمادة اللغوية مع مقلوباتها فجمعها فى نطاق واحد. وبعبارة أخرى تلاقى معانى البناء الواحد مهما اختلفت أوضاع حروفه بتقديم بعضها على بعض.إلا أن الصلة بين هذه المعانى وبين معنى الرئيسى قد يبدو واضحا للناظر فى هذه المعانى. وتارة يحتاج إلى إعمال فكرة وسعة حيلة حتى يدرك المتأمل الصلة بين المعانى. ويوضح لنا صدق هذه النظرية عرض لنماذج من مواد اللغة مع مقلوباتها لنتعرف من خلالها على هذه الظاهرة اللغوية:
١- مادة "عقل" و مقلوباتها تدور حول فكرة كلية هى "الاستمساك والتحصن". ومن ذلك : "العقل نقض الجهل, لأنه يستمسك بالمعرفة ويتحصن بها من الجهل. والمعقول : ما تعقله فى فؤادك, فيستقر فيه ويستمسك به. "وعقل المعنوه ونحوه والصبى:إذا أدرك وزكا", وفى ذلك معنى التحصن بالعقل والاستمساك بالإدراك والعمل على إزكائه وتنميته. "وعقلت البعير عقلا شددت يده بالعقال أى الرباط", فقد حصنته بالرباط المشدود على يده فلايفلت, "والعقال: صدقة عام من الإبل", وفى ذلك حصانة للمال المتصدق منه فيباركة الله وينميه وحصانة للفقير يتحصن بها من المسغبة فيستمسك المجتمع الإسلامى ويشد بعضه بعضا وفى الحديث "حصنوا أموالكم بالزكاة وداووا مرضاكم بالصدقة."والعقيلة" المرأة المخدرة المحبوسة فى بيتها فقد تحصنت بخدرها من الابتذال واستمسكت بعفتها حتى لاتخدش. "وعقل القتيل عقلا أى وديته من القرابه لا من القاتل".فقد تحصن القاتل بقبيلته أو عائلته ولجأ فتماسكنت وتجمعت قي وقت الشدة وفي ذلك مافيه من الترابط الأسرى وحقن الدماء وإزالة العداء, ومنه "المعقل" وهو الحصن .
ومن مقلوبه"علق" والعلق الدم الجامد قبل أن يتيبس والعطعه علق وفي التنزيل الحكيم "ثم كان علقة فخلق فسوى" فقد تحصنت واستمسكت بجدر رحم أمها بإذن ربها, فتبارك الله أحسن الخالقين "والعلوق" : المرأة التى لاتحب غير زوجها, فقد عفت نفسهابه وتحصنت بوفأئهاله واستمسكت فأصبح حبها خالصلة مقصورا عليه لايتعداه إلى غيره"والعلق" المال الذي يكرم عليك تضن به وإذا عز على الإنسان ماله بخل به واستغنى واستمسك به فلا يطلقه واتخذ من خزائنه حصناله فتحصن بها فلا يكاد يفارقها.
والعلاقة : ماتعلقت به من صناعة أو صنيعة أو معيشة معتمدا عليه.
وإذا اعتمد الإنسان-بعد الله-على ذلك واستمسك به حصن حياته وأمنها "ومعلاق الرجل" : لسانه إذا كان بليغا,فقد تحصن بالبلاغة لسانه فحسن بيانه واستمسك به من العى والفهاهه."والمعلاق": ماعلق من العنب ونحوه" فكأنه تحصن بما يعلق عليه واستمسك به فلا يسقط على الأرض.
"والعليق" : القضيم إذا علق من الدابة", وإذا علق على الدابة بما يقضم من فول أو شعير قويت واشتدت وتماسكت وتحصن به من الكلل والملل فيما تقوم به من أعمال شاقة.
"وكل شئ يتبلغ به فهو علقة و فى الحديث : و تجتزئ بالعلقة أى تكتفى بالبلغة من الطعام" وإذا ماتبلغ الإنسان بشيء من الطعام وتصبر تماسك واشتد وتحصن به من قسوة الجوع "والعليق" : نبات أخضر يتعلق بالشجر ويلتوى عليه فيثنية" فكأنه رغبة فى الحياة يلجأ إلى الأشجار ويتثبت بها ويستمسك لتأمين حياته.
ومن مقلوبه "قعل" ومنه "القعال ما تناثر عن نور العنب...... الواحدة قعالة" فإن العنب حين يتشكل فى عنقوده حبايكون متمسكا به متحصنا فيه فلا تنثر حباته "وأقعل النور : إذا انشق عن قعالته" أى عن أكمامه إذا تفتح الزهر فانه يظل متمسكا بالأصل الذى انشق عنه متحصنا فيه" والاقتال : أخذك ذلك عن الشجر في يدك إذا استنفضته" فقبل نفضه كان متمكنا في مكانه متمسكا بشجرته متحصنابها" والمعقل". السهم الذى لم يبر بريا جيدا ", فإذا لم يبر السهم جيدا فلا يزال متحصنا فى أصله متمسكابه. "والإقعال الإنتصاب فى الركوب" وهو دليل الاستمساك والحصانة والأمان من السقوط.
ومن مقلوبه "قلع" ومنه : قلعت الشجرة واقتلعتها فانقلعت" وإقلاعها أمارة تشبها بالأرض واستمساكها بها "ورجل قلع لا يثبت على السرج" فقد حاول الإستمساك والتحصن به ولكنه أخفق "والمقلوع : الأمير المعزول" فهو قبل أن يعزل كان متشبثا بمنصبه متمسكابه متحصنا فيه حتى أرغم على التخلى عنه. "والقلعة من الحصون : ما يبنى منها على شغف الجبال الممتنعة" سميت بذلك لاستمساكها بالجبل وامتناعها على من يريدها بأذى فيأمنها الناس ويلجأون ويتحصنون فيها. ومنه "أقلع فلان عن شرب الخمر" إذا كف عنها فلا يشربها فقد تحصن بعزيمته القوية واستمسك بما عاهد عليه الله فتاب عليه ربه وهداه وصرفه عنها. ومنه : "أقلعت الطائرة" إذا طارت فى الجو فلولا تماسك أجزائها و خلوها من الأعطاب و تحصينها بما يكفيها من الوقود و وجود من يقودها لولا ذلك لما تحقق لها الطيران.
ومن مقلوبه :"لعق" و منه: اللعوق : اسم كل شئ يلعق من حلاوة أو رواء "فقد كان متمسكا (....) متحصنا فيه قبل لعقه ومنه "الملعلقة" , سميت بذلك لأن مايؤكل بها يعلق فيها ويستمسك و يتحصن من السقوط والتنائر على المائدة حتى يصل إلى فم آكله, "واللعاق" : بقية ما بقي في فمك مما ابتلعت" فكأن هذه البقية الباقية مما ابتلعت تأبى أن تفارق الفم وتلتصق به و تستمسك وتتحصن فيه وربما احتاج الآكل إلى الماء لإنزالها.
ومن مقلوبه "لقع" ومنه "لقعت الشئ": رميت به, ولا شك أن ذلك يستدعى الإمساك بما يرمى به وتحصينه بالتصويب الدقيق حتى يصيب هدفه فلا يخطئه بل يستمسك به ومنه ايضا : "لقعه بعينه" أصابه بها, فكأن العين الحاسدة أمسكت بالمحسود فلم تفلته و تحصنت بتمنى زوال نعمته فـأصابت هدفها.وصدق الله العظم إذيقول : "ومن شر حاسد إذا حسد".

٢. مادة "جر" ومقلوبها "رج" فكرتها الكلية "التحرك و الا هتزاز"
٣. مادة "دق" ومقلوبها "قد" فكرتها الكلية "الفصل"
٤. مادة "جبر" وما تصرف منها على طريق القلب تدور حول فكرة, "القوة والشدة", منها : "جبرت العظم والفقير" إذا قويتها وشددت منهما, "والجبر" الملك لقوته و تقويته لغيره ومنها: "رجل مجرب" (إذا حنكته التجارب فقوى واشتد) ومنه "الجراب" لأنه يحفظ ما فيها و إذا حفظ الشئ وروعى اشتد و قوى. ومنه "البرج" لقوته فى نفسه وقوة مايليه به وكذلك "البرج" لنقاء بياض العين وصفاء سوادها هو قوة أمرها.... ومنها "رجبت الرجل" إذا عظمته وقريت أمره , ومنه "رجب" لتعظيمهم إياه عن القتال فيه و إذا أكرمت النخلة على أهلها فمالت دعموها "بالرجبة" وهو شئ تسند إليه لتقوى به ,"والراجبة" أحد فصوص الأصابع وهي مقوية لها, ومنها "الرباجى" وهو الرجل يفخر بأكثر من فعله قال: "وتلقاه رباجيا فحورا" تأويله أنه يعظم نفسه ويقوى أمره.
٥. مادة "قسو" وما اشتق منها على سبيل القلب فكرتها ا الكليمة "القوة والاجتماع" ومنها "القسوة" وهى شدة القلب واجتماعه... ومنها "القوس" لشدتها واجتماع طرفيها ومنها "الوقس" لا ببتداء الجرب لأنه يجمع الجلد ويقحلة ومنها "الوسق" للحمل وذلك لا جتماعه وشدته ومنه : لستوسق الأمر أى اجتمع "والليل و مام وسق" أى جمع ومنها "السوق" وذلك لأنه استحثاث وجمع للسوق بعضه إلى بعض ومنها : "السوق" وهو مكان اجتماع المتعاملين بيعا و شراء
٦. مادة "عجل" وتقلباتها فكرتها الكلية التى تدور حولها هى "الحث والسرعة" ومن ذلك : "أعجلته وعجلته أى كلفته أن يعجل" ففى التكليف حث له على السرعة والإنجاز, "والعجلة" : المنجنون يستقى عليها" فكأن الساقى يستحثها أن تسرع حتى ينتهى من سقياه", "والإعجالة : مايعجله الراعى من اللبن إلى أهله قبل الحلب" سميت بذلك لأنها تتم على عجل" والعجول من الإبل : التى فقدت ولدها قالت الخنساء : فما عجول على بوتطيف به قد ساعدتها على التحتان أظار, سميت بذلك لقلقها على فقيدها فهى تتعجل التفرس فى وجوه أقرانه علها تجده و فى الذكر الحكيم "وخلق الإنسان عجولا" أى متسرعا والله أعلم.
"و العاجلة" : الدنيا" سميت بذلك لا نقضاء أيامها بسرعة وفى ذلك حث للإنسان على التزود من الطاعة والخير قبل انقضاء الأجل.
ومن مقلوبه "علج" ومنه العلج : حمار الوحش لا ستعلاج خلقه أى غلظه وإذا كان كذلك تباطأ فى مشيته واحتاج لمن يستحثة على أن يخف ويسرع."والعلاج" : مزاولة كل شئ ومعالجته" وفى ذلك حفز للهمم وحث لها على الإسراع فى إنجازه , وعالجت فلانا فعلجته إذا غلبته وفى ذلك مافيه من استجماع القوة وحفزها لقهر خصمها بسرعة واعتلج القوم : اتخذو أصراعا وقتالا وفى المصارعة والمقاتلة استنفار واستنهاض للعزائم وإسراع فى الطعان والنزال واعتلاج الأمواج : تلاطمها فكأنها تسرع ليلحق بعضها تعض فتتلاقى وتتلاطم
ومن مقلوبه "جعل" والجعل : ما جعلت لإنسان أجزاله على عمل يعمله ولا شك أن الأجز المحزى حافز للإنسان على الإتقان فى العمل والإسراع فى إنجازه والجعال والجعالة : خرقة تنزل بها القدر من رأس النار يتقى بها الحر سميت بذلك لأن ماسكها يسرع بها فى إنزال القدر فلا تصله حرارتها
ومنه مقلوبه "جلع" ومنه المجالعة التنازع عند شرب أو قمار او قسمة مال قال الشاعر : "ولا فاحش عند الشراب مجالع".وواضح مافيه من التدافع والتسارع وربها التصارع وما يصبه ذلك ممن حث بعضهم لبعض على لهدوه والسكينة
ومن مقلوبه "لعج" ومنه "لعج الحزن استمر فى القلب", وفى استمراره حث للقلب على بقاء ذكرى ما يحزن ماثلة أمام العين فلا ينمحى مهما تتابعت الأيام وأسرعت.
٧. مادة "قول" فهى ما تصرف منها على طريق القلب تدور حول فكرة كلية واحدة هى الخفة والحركة
ومن هذا الباب "القول" وذلك أن الفم واللسان يخفان له (ويتحركان)... ومنه .... القلو : حما الوحش وذلك لخفته وإسراعه.... ومنه ,الوقل للوعل وذلك لحركته وقالوا : توقل فى الجبل إذا صعد فىه وذلك لا يكون إلا مع الحركة والاعتمال ومنه ولق يلق إذا أسرع ومنه اللوفة : الزبدة وذلك لخفتها وإسرع جركتها . ومنه اللقوة للعقاب قيل لها ذلك لخفتها وسرعة طيرانها.
٨. مادة "ركب" وتقلباتها فكرتها الكلمة "بذل الجهد" وهذا المعنى العام ملخوظ فى "ركب" فقيه جهد فى الركوب وفى ربك بذل للجهد حتى يتخلص الإنسان مما يركبه وفى "كرب" ومنه الكرب وهو الهم وفيه بذل الجهد للسيطرة على الأعصاب وفى "كبر" بذل مجهود أيضا ومنه تكبر إذا تعاظم وفيه بذل الجهيد ليبدو أمام الناس كبيرا وفي برك الجمل إذا أناخه فاستناخ بذل جهد أيضا ومن مقلوبه : بكر إلى عمله إذا ذهب إليه فى الصباح الباكر وفى ذلك طاقة وجهد.
فمن النظر فى المواد السابقة يظهر لنا صدق هذه النظرية, إلا أننا لا نتمكن من الحكم باطراد هذه النظرية لأن بعض المواد لا يمكن أن يتحقق فيها ذلك التناسب. وكما أن هناك بعض المواد لا يرد فيها تقلبات إطلاقا, مثل "د ح ض" لأن هذا لا يتصرف بتقديم أو تأخير لأنه لم يرد عن العرب شيء من ذلك.
وينبغى أن يعلم أن أخذ الفكرة الكلية وانسحابها على المادة اللغوية وما تفرع منها من صيغ فى هذا الباب وماسبقه "أمر اجتهادي" بحث لا يوقف فيه عند حد المسموع عن فقهاء اللغة بل للباحث أن يجتهد فى استنباط الفكرة المناسبة التى تكون قاسما مشتركا بين المادة اللغوية وما اشتق منها من صيغ. وفضل الله ليس مقصورا على أولئك الأولين.

المراجع
ابن جنى, أبوالفتح عثمان ,الخصائص, دار الكتب المصرية
الفراهيدى, خليل ابن أحمد, كتاب العين, دار الكتب العلمية, بيروت
عبد الرحمن, شعبان عبد العظيم,الدكتور, قطوف من فقه العربية
نجا, إبراهيم محمد,الدكتور, الوجيز فى فقه اللغة العربية

Selasa, 04 Januari 2011

Surat Rasulullah SAW

Surat Rasulullah SAW Untuk Raja2


Semua surat surat Nabi saw yang dikirim kepada raja dan penguasa dunia disambut dengan baik dan sangat dihargai sekali oleh mereka kecuali surat beliau yang dikirim kepada Kisra atau Khosrau II (Penguasa Persia). setibanya surat beliau dan sehabis dibaca surat beliau dirobek robek oleh Khosrau. Rasulallah berdoa: “Ya Allah robek robeklah kerajaannya”.

Kalau kita membaca isi surat surat Nabi saw yang dikirim untuk penguasa penguasa dunia kita bisa lihat dengan jelas bahwa Rasulallah saw adalah seseorang yang ahli berdeplomasi dan sangat pintar bersiasat. Kita bisa lihat bahwa beliau sangat menghargai dan memuliakan kedudukan mereka sebagai penguasa dunia.

Di bawah ini terlampir 4 surat Nabi saw:

1- Surat Nabi saw untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia)

Isi surat:

Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.

2- Surat Nabi saw untuk Raja Heraclius (Kaisar Romawi)

Isi surat:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahalah bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64

3- Surat Nabi saw untuk Raja Khosrau II (Penguasa Persia)

Isi surat:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.

4- Surat Nabi saw untuk Al-Muqawqis (Penguasa Mesir)

Isi surat:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir.“.

Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, ia membalas surat beliau dan memberikam kepada beliau dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belian bernama Maria binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi saw dan menjadi istri beliau, darinya Rasulallah saw mendapatkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama kakek beliau Nabi Ibrahim as. Dan budak kedua adiknya sendiri Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah yang dikawini Hassan bin stabit ra, sastrawan unggul pada zaman Nabi saw. Hadiah kedua berupa kuda untuk tunggangan beliau.

Walau’alam